Tugas hidup kita sebenarnya simple saja, yaitu berdoa, ikhtiar, dan tawakal. Doa adalah memohon atau meminta kepada Allah SWT.

Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah, penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya.

Doa saja tidak cukup. Harus ada ikhtiar (usaha). Siapa berusaha, dia akan dapat. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan,  Allah SWT memberikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah beri kepada orang yang dicintai-Nya saja. (HR Ahmad dan al-Hakim)

Jika doa dan usaha sudah dilakukan, maka lengkap dengan tawakal, yakni berserah diri kepada Allah SWT.

“Barangsiapa bertawakal kepada Allah , niscaya Allah mencukupkan (keperluannya) .” (QS At-Thalaq: 3)

Nabi Saw bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab .a.)

Doa, ikhtiar, dan tawakal akan menghasilkan hal terbaik bagi kita. Kadang kala kita merasa yang kita dapat tidak sesuai dengan keinginan. Namun, itu cara pandang kita yang sering diwarnai hawa nafsu. Padahal, Allah Mahatahu yang terbaik bagi kita.

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 216). *