Bersin itu nikmat, jadi harus disyukuri. Islam mengajarkan, jika kita bersin, hendaknya bersyukur dengan mengucapkan hamdalah (alhamdulillah).

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Rasulullah Saw mengajarkan, jika ada yang bersin dan mengucapkan hamdalah, kita yang mendengarnya harus menimpalinya dengan mengucapkan “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu), lalu orang yang bersin tadi diharuskan kembali menimpali dengan mengucapkan “yahdikumullah” (semoga Allah memberimu hidayah).

Selain itu, Rasulullah Saw mengajarkan agar saat bersin kita menutup mulut atau muka dengan tekapak tangan.

“Apabila salah satu di antara kalian bersin, maka letakkanlah kedua telapak tangannya di atas mukanya, dan rendahkanlah suaranya.” (HR Hakim dari Abu Hurairah).

Bersih adalah kenikmatan. Karenanya, hamdalah harus diucapkan jika bersin.

Laman Wikipedia menyebutkan, bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam).

Bersin dapat menyebarkan penyakit lewat butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali bersin.*