Kekuatan iman akan mendorong sesorang menjadi tabah saat berduka, bersyukur kala senang, berinfak ketika berlimpah harta, dan siap berjihad dan berdakwah.
ALKISAH, seorang guru terlibat dialog panjang dengan seorang muridnya tentang kekuatan paling besar di dunia. Sang murid berpendapat, kekuatan yang paling besar di dunia ini adalah kekuatan rudal dan bom nuklir.
Sang guru, sebagaimana ditulis Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam buku Min Ajli Shahwatin Raasyidah (1994), tidak menyalahkan pendapat muridnya itu.
Namun ia menjelaskan, kekuatan dahsyat yang tidak akan terkalahkan itu sejatinya bukan rudal dan bom nuklir, melainkan iman. Yakni beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya iman.
Iman adalah keyakinan akan eksistensi dan kekuatan Allah Swt yang selalu berpihak kepada orang-orang yang taat menjalankan perintah-Nya.
Israel memiliki senjata nuklir. Namun, negara Yahudi itu tidak mampu menghadapi kekuatan iman para pejuang Palestina yang melakukan aksi intifadhoh. Israel kesulitan mencari cara menghadapi aksi-aksi bom syahid (‘amaliyah istisyhadiah) kaum muda Muslim Palestina. Senjata nuklir menjadi tidak ada artinya dihadapkan dengan kekuatan iman kaum Muslim Palestina.
Umat Islam Indonesia juga mengedepankan kekuatan iman dalam menghadapi kekuatan kolonial. Sudah menjadi ungkapan klise, bahwa bangsa Indonesia –yang mayoritas Muslim– tidak memiliki senjata memadai untuk melawan kolonialisme. Hanya kekuatan iman yang mendorong umat Islam Indonesia mampu mengusir penjajah, dengan senjata alakadarnya.
Lantunan takbir, Allahu Akbar, yang digemakan Bung Tomo di Surabaya tahun 1945, mampu menangkis serangan besar-besaran penjajah Belanda. Kekuatan iman memang menghadirkan pertolongan Allah SWT yang tidak mampu dicegah oleh siapa pun dan oleh kekuatan apa pun.
MAKA, mari hadirkan dan terus tingkatkan keimanan dalam diri kita. Sirami selalu keimanan kita dengan mendalami ajaran Allah, membaca Al-Quran, mengikuti pengajian-pengajian atau ceramah agama, dan dzikrullah setiap saat.
Kekuatan iman akan mendorong sesorang menjadi tabah dalam menghadapi musibah; bersyukur dalam menerima nikmat; berinfak ketika berlimpah harta; berbuat sesuatu untuk syiar Islam sesuai kesempatan dan kemampuan yang ada; singkatnya, siap berjuang demi menegakkan syi’ar Islam, agar selamat dunia-akhirat.
“Rasulullah Saw bertanya kepada sekelompok orang Anshar, ‘Apakah kamu semua orang-orang yang beriman?’ Mereka menjawab: ‘Ya, betul sekali’. Rasul bertanya lagi: “Lalu apa ciri-ciri bahwa kalian itu mu’min?’ Mereka menjawab: ‘Kami bersyukur jika kami memperoleh kelapangan, bersabar ketika ditimpa musibah, dan rela dengan ketetapan Allah SWT’.
Kekuatan iman akan mendorong seseorang mampu menghadapi godaan nafsu-setan; menahan diri dari berbuat maksiat; menahan diri dari perbuatan sia-sia; dan menahan diri dari pebuatan yang merugikan orang lain alias tidak maslahat. Kekuatan iman akan menjadikan seorang mukmin berperilaku baik dalam pergaulannya.
“Tidaklah seorang mu’min itu suka mencela, dan tidak pula suka melaknat, dan tidak keji mulut dan tidak berkata kotor” (HR Muslim).
Kekuatan imanlah yang memunculkan para pejuang Islam pembela kebenaran. Kekuatan imanlah yang menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik (khairu ummah) yang berkarakter ‘amar ma’ruf nahyi munkar, selalu menegakkan kebenaran dan siap membasmi kebatilan yang merajalela dengan segala daya.
Kekuatan iman pula yang akan menjadikan umat Islam saling kasih-mengasihi sesama Muslim dan bersikap tegas terhadap kaum kafir yang memusuhi Islam.
Kekuatan imanlah yang menjadikan umat Islam generasi awal menjadi mujahid fi sabilillah yang mampu menegakkan syi’ar Islam di muka bumi. Wallahu a’lam.*