Memberi (giving) disyariatkan Islam melalui kewajiban zakat serta anjuran infak dan sedekah. Memberi juga dipandang sebagai akhlak karimah (budi pekeri mulia) karena “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”.
“Tangan di atas (memberi) itu lebih baik daripada tangan di bawah (meminta). Mulailah (pemberian nafkah itu) dari orang yg menjadi tanggunganmu, dan sebaik-baik sedekah adalah dari harta orang yang berkecukupan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Konsep Islam tentang memberi adalah jika kita memberi, sebenarnya tidak kehilangan sesuatu yang diberikan itu, melainkan justru yang kita berikan itu akan dikembalikan oleh Allah SWT dengan kualitas dan kuantitas yang lebih.
Jika kita memberi harta (sedekah), Allah justru akan menambah harta kita. Tidak hanya itu, memberi itu membahagiakan orang lain yang membutuhkan, maka Allah pun pasti akan membalasnya dengan kebahagiaan dalam hati si pemberi.
Bisa dikatakan, sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan seperti memberi (sedekah), kita bukan hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain, namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia. Dalam istilah Harvey McKinnon & Azim Jamal, “Memberi untuk Menerima Lebih Banyak”.
Banyak ayat Quran dan Hadits yang menunjukkan kebahagiaan bagi yang suka memberi (giver), misalnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas (KurniaNya) lagi Maha Mengetahui” (QS. 2:261).
“Setiap pagi ada dua Malaikat yang turun di langit dunia untuk memanjatkan doa kepada Allah; yang satu berdoa: “Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang mau membelanjakan hartanya; yang lain memanjatkan doa: Ya Allah berilah kerusakan pada harta orang yang tidak mau membelanjakannya’ (HR. Bukhari Muslim).
Ayat dan hadits di atas saat ini dikenal pula sebagai konsep “The Power of Giving”, kekuatan memberi, sebuah konsep yang telah banyak melahirkan pengusaha sukses. Sukses usaha berkah sedekah (memberi).
Tidak heran jika Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua untuk sukses. Sukses tentu mendatangkan kebahagiaan, suatu kondisi batin yang diburu oleh seluruh manusia di muka bumi ini.
Memberi itu juga menyehatkan. Sebuah penelitian yang melibatkan ribuan sukarelawan menyimpulkan, memberi atau menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan hormon endorfin (hormon yang memberi ketenangan dan rasa bahagia, juga mengurangi rasa sakit), serta meningkatkan kesehatan.”
Prof. David McClelland (seorang peneliti dari Harvard University, AS) menambahkan: “Melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang penyakit. Mengapa demikian, karena orang kikir biasanya cinta uang, bila uangnya sedikit berkurang maka dia akan stres dan tubuhnya akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangi kekebalan tubuh. Memberi dapat memperpanjang umur.” Wallahu a’lam. *