AMALAN yang paling banyak membuat orang masuk surga adalah akhlak mulia (akhlaqul karimah). Nabi Muhammad Saw bersabda,
أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
“Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim).
Hal itu dikarenakan akhlak mulia merupakan timbangan amal baik paling berat. Dari Abu Darda’ ra., Nabi Muhammad Saw bersabda,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR Tirmidzi)
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ اللهَ يُبْغِضُ الفَاحِشُ البَذِي
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlaknya yang baik. Allah sangat membenci orang yang kata-katanya kasar dan kotor.”
Akhlak mulia –disebut pula husnul khuluq (perangai baik)– adalah segala sifat, watak, dan perilaku yang sangat disukai Allah SWT dan disukai pula oleh manusia. Akhlak mulia wajib dimiliki dan diamalkan.
Di antara akhlak mulia antara lain berbicara yang baik dan jujur.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara yang baik atau (jika tidak demikian) hendaklah diam” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Seorang mukmin tidak menuduh, melaknat, tidak berkata kotor, dan tidak mencela” (HR Tirmidzi).
Ciri-ciri pembicaraan yang baik adalah isinya bermanfaat, mengandung hikmah atau kebajikan, membuat senang pendengarnya, atau tidak menyakiti hati orang lain atau tidak membuat orang lain marah.
Pembicaraan yang baik juga bercirikan penggunaan kata-kata yang benar, baku, atau sesuai kadiah bahasa yang berlaku (qaulan sadida, Q.S. 4:9), kata-kata yang tepat sasaran, komunikatif, atau mudah dimengerti (qaulan baligha, Q.S. 4:63), serta mengunakan kata-kata yang santun, lemah-lembut, atau tidak kasar dan tidak vulgar (qaulan karima, Q.S. 17:23).
“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).
Akhlak menjadi target misi risalah Islam atau misi kerasulan Muhammad Saw. Hal ini tersirat dari hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah ra:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sungguh aku di utus untuk menyempurnakan budi luhur” (HR Muslim).
Semoga kita diberi hidayah dan kekuatan oleh Allah SWT agar memiliki akhlak mulia. Amin…!